Selasa, 09 Juni 2009

Tentang Sekolah Alam

Menyiapkan Pemimpin yang Berakhlak Mulia dan Bersahabat dengan Alam

Sebelum dunia heboh dengan pemanasan global dan perubahan iklim, di Indonesia telah tumbuh Sekolah Alam, yang konsep pendidikannya berbasis pada alam. Para siswa berinteraksi langsung dengan alam: belajar, bermain, dan bersahabat dengan alam.

Para siswa itu –laki-laki maupun perempuan- berkeliaran di kebun. Menanam tomat dan memetik buah. Di saat lain, mereka memandikan sapi dan memerah susunya. Tampak juga yang sedang berteriak-teriak kegirangan melompat dari atas pohon. Mereka tidak mengenakan seragam. Berpakaian bebas tetapi sopan. Bahkan, yang mereka sebut baju ’lab’ adalah baju kedodoran milik bapak atau ibu mereka, mereka gunakan untuk praktek di laboratorium alam.

Para siswa itu adalah siswa Sekolah Alam. Sebuah sekolah dengan konsep pendidikan, yang filosofi dasarnya kembali pada tujuan penciptaan manusia yaitu sebagai pemimpin di muka bumi yang mengelola alam semesta dan memberi rahmat bagi sekalian alam, bukan menghancurkan alam dan pertumpahan darah. Bagaimana cara mendesain sekolah itu? Lendo Novo, yang menggagas dan melahirkan Sekolah Alam menjelaskan, di Al-Quran, semua firman-firman Allah selalu mengarahkan manusia menjadi orang yang bertakwa, harus jujur, suka menolong orang, tidak sombong, dan segala macam yang menjadi variabel dari ketakwaan. Hal itu banyak terdapat di Al-Qur’an tetapi berlaku universal, kehidupan yang berlaku bagi seluruh umat manusia.

Berbasis Alam

Semua media dan metode pengajaran Sekolah Alam berbasis pada alam semesta. Di Al-Quran, lanjut Lendo, ada lebih dari 100 ayat yang menerangkan Allah menciptakan alam semesta, bagaimana gunung di tegakkan, air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, bumi berputar, dan sebagainya. Dan yang menarik dari proses penciptaan alam itu, di akhir ayat disebutkan, “bagi kamu orang yang berfikir, bagi kamu orang yang memahami”. “Berfikir dan memahami kan akademis, jadi mestinya sekolah harus berbasis pada upaya memahami alam semesta, “ tandasnya.

Kendala di awal ketika hendak mewujudkan Sekolah Alam itu adalah -sebagai sesuatu yang baru- para perintis belum ada yang memiliki pengalaman. Lendo pun melihat contoh dan belajar dari film Mc Gyver, Animal Planet, Discovery, National Geographic, Dococan, dan segala macam gambaran tentang bagaimana belajar memahami alam. Kata kunci yang paling strategis dengan konsep sekolah alam adalah belajar langsung dari alam. Belajar matematika, biologi, fisika, kimia, dan berbagai pengetahuan langsung di alam. “Semua penemuan-penemuan hukum-hukum alam yang ada di alam, merupakan hasil pengamatan dari fenomena alam. Hukum Newton, Hukum Archimedes, dan lainnya”, ujarnya.

Untuk semua itu, Sekolah Alam –yang memiliki dampak dahsyat dalam menyumbang pembentukan akhlak mulia dan sikap bijak memperlakukan alam- bukan sesuatu yang rumit untuk diwujudkan. Dari segi biaya relatif murah, karena ruang belajarnya bisa berupa saung tidak perlu membangun gedung megah. Laboratiumnya pun berupa alam, yang menyediakan segala fasilitas dan sumber segala ilmu pengetahuan. “Alam itu sebuah laboratorium yang sangat mahal tetapi kita mendapatkannya gratis. Dan bangsa Indonesia beruntung karena memiliki alam yang luarbiasa indah, lengkap dan beragam, yang tak dimiliki oleh negara-negara lain,’ ujar Lendo.

Kurikulum Internasional

Bagaimana kurikulumnya? Lendo mengakui, pada saat mulai menjalankan konsep Sekolah Alam, semua pelakunya tidak pernah belajar dari alam, baik pendirinya, penggagasnya, gurunya, semuanya tidak ada yang pengalaman. Lalu mereka melakukan eksperimen satu persatu dengan panduan kurikulum internasional. Kurikulum internasional didahulukan, karena diyakini yang namanya Sekolah Alam bersifat universa -tidak hanya Indonesia-, jadi harus mencakup alam semesta. “ Patokan kita waktu itu kurikuluim internasional, lalu diadaptasi ke dalam kurikulum nasional, terus diadaptas lagi ke kurikulum Sekolah Alam,” jelas Lendo.

Sekolah Alam juga mengikuti standart TK, SD, SMP, dan SMA, hanya dibedakan metode belajarnya yang nyaman dan menyenangkan, dan menjadikan alam sebagai media. Penjenjangannya disesuaikan dengan psikologi perkembangan islam. Sebagai contoh, yang sedang direncanakan adalah SMP dan SMA hanya 4 tahun, disesuaikan dengan psikologi perkembangan, dimana setiap anak mestinya lulus sekolah menengah saat akil balig, pada saat dia sudah beranjak dewasa. Dalam Islam indikator dewasa sederhana, hanya dilihat dari perubahan fisik. Jadi kalau rata-rata anak mengalami perubahan fisik umur 13 tahun, maka dewasanya umur 13 tahun, dan diharapkan pada usia ini anak sudah mandiri. Oleh karena itu, Sekolah Alam juga mendesain sebuah metodologi dan kurikulum yang diyakini anak-anak seumur kurang lebih 13 tahun sudah bisa mencari nafkah, sudah bisa bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Dari sini, kalau dibandingkan dengan anak-anak lain sepertinya terlihat terlalu cepat matang, tetapi menurut Lendo, memang seharusnya demikian. Hanya saja, metodologi pendidikan saat ini salah, maka anak-anak berumur 17 tahun masih banyak yang ‘nongkrong’ di mal, cekakak cekikik dan sebagainya. “Yang saya rancang ini bukan hal yang luar biasa, bukan membalikkan semua paradigma yang ada. Tetapi selama ini ada kesalahan di dalam proses mendampingi anak menjadi dewasa,”ungkapnya.

Embrio Sekolah Alam adalah TK Salman di Bandung. Tetapi yang sesuai dengan gagasan secara utuh, pertama kali terwujud pada Sekolah Alam Ciganjur, dimana si penggagas terlibat langsung secara intens dan penuh konsentrasi. Dari situ, akhirnya Sekolah Alam bermunculan dimana-mana. Lendo pun sudah membangun Sekolah Alam baru di Parung, School of Universe (SoU), Sekolah Alam internasional yang porsi ilmu bisnis dalam kurikulumnya lebih diperkuat. Kemudian dia jugalah yang menggagas dan ikut melahirkan Sekolah Alam Cikeas (SAC) yang juga didesain berstandart internasional.

Tidak perlu hipotesa dan pembuktian yang rumit. Kalau Sekolah Alam dijalankan dengan sungguh-sungguh, pasti akan melahirkan alumnus yang cinta lingkungan. Mereka sudah terbiasa bergaul dengan alam, tak perlu disuruh-suruh atau ada pemanasan global, sudah pasti menanam pohon, dan menyukai udara sejuk. Kalau sejak kecil dibiasakan di alam, begitu nanti menjadi pemimpin -apakah Wali Kota, Gubernur, Bupati, atau Presiden-, yang pertama ada di kepala mereka pasti membenahi alam, kebijakan yang lahir dari alumnus Sekolah Alam pasti ramah lingkungan. Itulah keunggulan Sekolah Alam ke depan.

Saat ini, sudah hadir lebih dari seratus Sekolah Alam di seluruh Indonesia. Sebuah sumbangan yang signifikan terhadap masa depan bangsa dan alam semesta. Bayangkan apabila kurikulum pendidikan di Indonesia semua mengacu kepada akhlak dan berbasis alam semesta. Akan terbangun sebuah generasi masa depan yang beraklak mulia dan mencintai alam semesta. Akan tercipta sebuah dunia yang indah dan nyaman, dengan bumi yang hijau berudara sejuk, serta para penghuninya pun baik hati dan saling bersahabat. (Nanik Ismiani/ Cikeas I-08))


2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum. Terimakasih.. info yg sangat menarik, baru beberapa hr ini saya membaca buku biografi Pak Lendo Sang Penggagas Sekolah Alam. Buku yg..wahh susah saya bilangnya hehehe... Kebetulan dalam 6bulan ini kami juga sedang merintis Sekolah Alam Bandar Bakau, Dumai.

    Alhamdulillah banyak sekali yg berminat, walaupun masih banyak keurangan dari kami khususnya dalam hal kurikulum. Utamanya, Sekolah Alam Dumai bertujuan untuk melestarikan Hutan Bakau dipesisir Pantai Dumai. Kami sangat ingin sekali bisa mendapatkan informasi khususnya mengenai bagaimana aplikasi dan kurikulum yg baik bagi sebuah Sekolah Alam.. -David- ini adalah blog kami www.mangrovedumai.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Buku tentang Pak Lendo memang unik, biografi tapi bergaya novel, supaya tidak formal dan kaku.

    Sekolah alam di di Dumai? Wah pasti akan besar manfaatnya bagi kelestarian alam, khususnya hutan bakau di pesisir Dumai. Dan tentu saja akan membangun karakter anak-anak bangsa yang mensyukuri keindahan dan kekayaan alamnya, sehingga akan mencintai dan merawat alam dan lingkungannya.
    Mengenai informasi mengenai sekolah alam, nanti kami coba bantu hubungi Pak lendo, dan para akitivis sekolah alam lainnya.Mudah-mudahan bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk pengembangan sekolah alam. Salam.

    BalasHapus