Senin, 26 April 2010

GAYA UNIK RUMAH PEREMPUAN


RUMAH KITA 04/ Maret-April 2010

RumahUtama: Gaya Unik Rumah Perempuan
Menampilkan rumah Sonia Wibisono, Sanie B. Kuncoro, Naniek Widayati, Ating Sugiarti, Sylvia Namora, dll

Rumah Inspirasi : Rumah Kapal Elsa Syarief
RumahIdaman : Rusun Bandar Kemayoran
BeritaRumah : PT Propernas Griya Utama
InteriorRumah : Mengelola Interior Dapur
UsahaRumah : Mengkreasi Batik untuk Produk Interior
RumahSusun : Rumah Susun untuk Peremajaan Kota
RumahSeni : Pesona Masjid 1000 Pintu

Kamis, 08 April 2010

HISWANA MIGAS NEWS X, Maret 2010



Sebuah Periode yang Penuh Tantangan

Inilah era yang sarat dengan perubahan. Era dimana PT Pertamina (Persero) yang sebelumnya hanya bertindak sebagai regulator, dituntut juga menjadi pelaku di industri migas, dengan target demi target dicanangkan. Era dimana sedang dalam masa menjalankan program transformasi, dengan perubahan-perubahan yang berlangsung demikian cepat untuk mewujudkan Pertamina sebagai world class integrated oil and gas company. Dan, mau tidak mau, suka atau tidak suka, Hiswana Migas pun harus ikut berubah, bergerak cepat mengikuti perubahan yang terjadi.


Pada era ”transformasi” inilah Mohamad Nur Adib –dibantu segenap pengurus DPP- menahkodai Hiswana Migas. Selain harus membangun reputasi Hiswana Migas agar bisa menjadi organisasi yang solid dan terpandang, pengurus juga harus menata dan mengatasi berbagai gejolak di dalam tubuh organisasi akibat berbagai perubahan yang demikian cepat itu, mencari solusi dan mengembangkan inovasi-inovasi. Tentu saja tidak mudah. ”Pengurus harus benar-benar mendedikasikan waktu, tenaga, bahkan terkadang uang, untuk kepentingan organisasi,” ujar Adib –panggilan akrab M.Nur Adib- , yang mengaku dengan senang hati melakukan itu semua.


Beberapa perubahan penting yang signifikan, antara lain di bidang SPBU, dengan dicanangkannya program ”Pertamina Way”. Di bidang LPG, sebuah program nasional yang menjadikan perubahan total dan mendasar dalam bisnis minyak tanah adalah ”Konversi Minyak Tanah ke LPG”, disamping berbagai perubahan kebijakan dan pencanangan program lainnya, di berbagai bidang usaha migas, termasuk tranportir dan petrokimia.


Awal tahun 2010, bahkan lahir sebuah keputusan mengejutkan, tentang diberikannya penugasan PSO (Public Service Obligation) BBM bersubsidi ke perusahaan asing. Padahal, jauh-jauh hari, Hiswana Migas sudah menyerukan dan menyatakan sikap tidak setuju terhadap pengelolaan BBM bersubsidi oleh pihak asing. Dan meski keputusan itu sudah diambil, Hiswana Migas terus maju menyerukan pernyataan sikapnya tersebut. (NI)