Oleh : Ponijan Liaw
Dari: WWW.ANDRIEWONGSO.COM (Senin, 21-April-2008; 16:38:42 WIB)
Diciptakan alam pria dan wanita/dua makhluk dalam asuhan dewata/ditakdirkan bahwa pria berkuasa/adapun wanita lemah lembut manja/wanita dijajah pria sejak dulu/dijadikan perhiasan sangkar madu/namun ada kala pria tak berdaya/tekuk lutut di kerling wanita.
Ismail Marzuki (1914-1958) tentu telah melewati proses penetrasi instrinsik-empirik melalui kontemplasi panjang nan mendalam ketika menciptakan lagu ‘Sabda Alam' tersebut di atas. Syair lagu pendek tersebut mengkonstruksikan betapa perempuan menyimpan akumulasi pesona abadi penarik hati. Spektrum pesona itu terurai melalui karakter dasar indah (lemah, lembut dan manja), estetika (perhiasan sangkar madu), dan daya tarik (pria tak berdaya, tekuk lutut di kerling wanita). Era boleh berganti. Teknologi pun semakin mumpuni. Namun, syair lagu gubahan sang maestro tentang wanita itu masih memiliki relevansi sampai masa kini. Singkat kata, makhluk hawa satu ini sungguh menjadi sumber aspirasi dan inspirasi yang tidak pernah kurang dan kering dalam sejarah peradaban hidup manusia. Entah itu untuk dibuat lagu, patung, cerita, atau sederet karya seni lainnya.
Guna menguatkan fakta di atas, tengok saja bukti berikut yang menggambarkan bagaimana kristalisasi komunikasi hati nurani bekerja demi apresiasi terhadap kaum hawa ini. Konversasi batiniah abstrak itu pun tertuang dalam simbol-simbol karya konkret di pentas panggung sandiwara ini. Ada Leonardo da Vinci yang menghasilkan lukisan mewah nan fenomenal seorang wanita molek, Monalisa. Ada sederet ungkapan dan peringatan kompensatoris untuk kaum Venus ini (meminjam istilah Dr. John Gray - Man Are from Mars & Women Are from Venus). Di antaranya: surga terletak di bawah kaki ibu, kisah Malin Kundang (durhaka terhadap ibu), ibu pertiwi, ibu kota, ibu jari, Hari Ibu dan Hari Kartini. Apresiasi itu semakin nyata ketika jumlah partisipasi aktif perempuan mengalami peningkatan kuantitatif dan kualitatif. Eskalasi jumlah kuota perempuan pun meningkat signifikan dalam kepengurusan partai, anggota dewan, menteri, dan jabatan strategis lainnya.
Mahkluk Laris
Makhluk Tuhan bergender feminin ini bukan hanya diapresiasi melalui notasi lagu, kanvas, ungkapan dan perayaan, ia pun menjadi rebutan makhluk maskulin di alam nyata mau pun dunia maya dan elektronik (internet dan televisi). Maka tidak heran, jika dalam dunia periklanan, dua model yang sering dikontrak adalah bayi dan perempuan. Kedua makhluk ini memang memiliki daya tarik yang maha dahsyat. Yang satu lucu. Yang lainnya indah dan lembut untuk ditatap dan dirasa. Penelitian tentang hal ini pun membuktikannya.
Menurut mantan wartawati Majalah Tempo, Nanik Ismiani, karena keindahannya, untuk iklan produk yang terbuka buat kedua gender itu, antara laki-laki dan perempuan, biasanya perempuanlah yang terseleksi. Alasannya, antara lain karena kecantikannya. Ia sering menjadi sumber inspirasi, termasuk bisa memperkuat positioning sebuah produk. Ambil contoh, para artis sabun kecantikan Lux. Sampai hari ini mungkin Widyawati dan Tamara Blezinsky masih tertancap relatif kuat sebagai model sabun kecantikan bintang film itu. Mereka berada di top of mind pemirsa dan penikmat iklan. Di sisi lain, Okky Asokawati, mantan peragawati kondang mengakui, perempuan dan iklan memang tidak bisa dipisahkan. Ia juga menambahkan bahwa perempuan memiliki kekuatan dalam menarik dan menjual produk yang diiklankan. Inilah mengapa kaum lemah lembut ini dikejar dan dibayar untuk sebuah advertensi.
Selain menjadi model iklan yang laris manis, keterlibatan kaum perempuan di dunia usaha, khususnya usaha kecil-menengah, ternyata cukup signifikan. Data dari Badan Pusat Statistik (1998) menyebutkan bahwa 12 persen UKM secara resmi terdaftar sebagai milik perempuan. Namun, jika ditambahkan perempuan pada kategori sektor informal (tradisional), jumlah UKM yang melibatkan perempuan pengusaha ini dapat mencapai di atas 30 persen. Data Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia sendiri menunjukkan bahwa ada sekitar 16 ribu wanita pengusaha yang menjadi anggota organisasi tersebut. Berangkat dari pengalaman di UKM, peluang baru yang mulai dilirik kaum perempuan pengusaha adalah industri kreatif. Soalnya, trend ekonomi ke depan mengarah pada ekonomi kreatif (creative economy) dan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy).
Dalam percaturan industri baru saat ini, modal manusia (human capital) akan lebih menjadi keunggulan komparatif dan kompetitif dibanding beragam faktor produksi lainnya. Selain itu, jenis industri baru ini juga memberikan fleksibilitas kerja yang lebih besar dibanding cara kerja tradisional dan konvensional. Bukan hanya soal tempat dan waktu yang terasa semakin fleksibel namun juga teknologi yang digunakan semakin menipiskan jarak ruang yang ada. Pekerjaan bisa dilakukan di mana saja tanpa harus ngantor. Artinya, job desk dan job list bisa juga dituntaskan di rumah. Model kerja seperti ini kelihatannya lebih pas untuk kaum hawa yang memang menginginkan basis kerjanya tetap di rumah. Peran ganda pun bisa dilakoni pada waktu bersamaan di rumah: ibu rumah tangga dan pengusaha. Inilah kemajuan kaum hawa yang pantas diberi acungan jempol.
Akhirnya, semoga semua kaum perempuan menjadi putri sejati yang harum namanya seperti cita-cita Ibu Kartini. Selamat berkarya sababat genderku, mahkluh Tuhan paling laris. Selamat Hari Kartini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar