Minggu (21/06) lalu, saya ikut rombongan GPS (Gerakan Pro SBY) ke
Setelah transit sebentar untuk sarapan, langsung menuju Desa Tungkal Selatan, Kecamatan Pariaman Utara, Kabupaten Kota Pariaman. Di desa ini, bukan hanya disambut oleh para komunitas pemburu babi, atau Persatuan Olahraga Buru Babi (Porbi) Kota Pariaman, tetapi juga ratusan anjing mereka.
Kegiatan berburu babi di Sumatera Barat (Sumbar) memang unik. Kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan turun-temurun, bertujuan untuk membasmi babi yang sudah merusak tanaman. Pengerusakan tanaman oleh babi ini sudah sangat merugikan, mengingat sawah dan hutan di Sumbar masih sangat luas dan menjadi sumber kehidupan sehari-hari penduduk.
Semula membasmi
Anjing-anjing pemburu sudah menjadi teman bagi penduduk. Hampir pada setiap rumah, anjing juga menjadi salah satu penghuni. Bila saatnya berburu, seluruh anjing pemburu di Pariaman (jumlahnya bias mencapai sepuluhribuan) begitu bersemangat menuju tempat perburuan. Anjing-anjing ini juga dirawat dan disayang. Diberi makan secara teratur. Dimandikan secara teratur. Bahkan sering tampak pemandangan para pemburu menggendong anjingnya atau menaikkan anjing di sepeda motor mereka. Suatu pemandangan yang biasa apabila pada bagian depan sebuah sepeda motor ditambahkan tempat duduk untuk anjing. Para anjing itu dengan santai dan nyaman duduk di tempat duduk di depan tuannya, dan menikmati pemandangan alam di saat motor melaju.
Bicara babi, ingat beberapa tahun lalu ketika tim kreatif dari sebuah biro iklan (Komunika/ BBDO) membuat Iklan Layanan Masyarakat bertema korupsi. Mereka memvisualkan beberapa binatang sebagai simbol yang mencerminkan karakter seorang koruptor, salah satu binatang itu babi. Waktu itu saya bertanya kepada tim kreatif tersebut: “kenapa babi?” Mereka mengatakan ”babi rakus, apa saja dimakan, bahkan yang kotor-kotor”
Jadi sama dengan koruptor, babi memang harus diberantas. Di tingkat nasional, kita semua memburu babi koruptor. Di Sumbar, masyarakat memburu babi ’beneran’. Babi babi yang merusak dan menghancurkan. Merusak kehidupan masyarakat, menghancurkan kehidupan bangsa. Ayo, kita musnahkan babi-babi!