Rabu, 02 Februari 2011

Mohamad Nur Adib, Wakil Ketua Dewan Penasihat DPP Hiswana Migas


Pertamina Harus Lebih Bijak

Mohammad Nur Adib, yang lama malang melintang di bisnis migas, sangat peduli dengan dinamika yang terjadi –antara lain efek dari kebijakan pemerintah- dalam bisnis migas akhir-akhir ini.


Mengenai naik turunnya harga minyak, Adib mengingatkan tentang adanya sosialisasi yang harus diberikan segera kepada para pengusaha SPBU. Pada akhir 2009 lalu, ketika pemerintah menurunkan harga BBM. Anggota Hiswana Migas sempat tidak mau menebus. Akhirnya dibuat kesepakatan (tertulis) antara HM dan pemerintah, apabila ada penurunan atau kenaikan BBM harus ada pemberitahuan pada H minus 3, Hiswana Migas diberi kesempatan untuk menebus dengan harga baru. “Kelihatannya sekarang kesepakatan itu tidak diberlakukan. Mungkin perlu diingatkan kepada Pertamina,” tandas Adib


Pembatasan BBM Bersubsidi

Masalah pembatasan BBM bersubsidi, dari segi kepentingan nasional subsidi memang harus dikuragi,tetapi caranya terkesan tidak elegan. Kalau semua mobil plat hitam harus menggunakan Pertamax, kenapa plat merah tidak? “ Pegawai negeri eselon tiga kan gajinya besar, ya harus pakai Pertamax dan bayar sendiri, bukan dibiayai Negara,” ujarnya.

Adib pernah mengusulkan, agar mengurangi pemakaian premium dengan mengecilkan lubang bensin pada mobil-mobil baru, sehingga kalau mengisi premium tidak akan masuk. Jadi, orang-orang dipaksa menggunakan BBM yang bagus. Hal ini pernah diberlakukan di Amerika (tahun 1983-1984) dan sukses. Lebih simpel pengawasannya, daripada smartcard, dll.

Adib skeptis terhadap cara pengawasan BBM subsidi dengan smart card dan segala macam. Ia mengingatkan, sekitar tahun 2005-2009, pemerintah mengeluarkan uang hampir setengah trilyun rupiah untuk pengawasan minyak tanah, dan hasilnya nol besar.


LPG

Terjadinya ledakan-ledakan LPG yang sempat menghebohkan masyarakat, menurut Adib, masih dalam batas wajar. Di Amerika hal serupa pernah terjadi. Menurut data dari National Fire Protection Association (NFPA), antara tahun 2003-2007, di Amerika terjadi kecelakaan LPG di rumah tangga rata-rata sekitar 300 kali, sedangkan di Indonesia hanya sekitar 70 kali. Bedanya, di Amerika rumah-rumah di asuransikan, sedang di sini rumah kelas bawah tidak diasuransikan. Penyebab kecelakaan juga karena tidak care dan kurangnya pengetahuan. Misalnya selang dipakai seumur-umur, padahal harus sering diganti. “Perlu edukasi ke penggunaLPG 3 kg,”ujar Adib.

Adib pernah mengusulkan, Pemerintah mengangkat agen atau pangkalan sebagai penyuluh, dengan tambahan honor. Kalau ada masyarakat yang ingin bertanya , datang ke penyuluh tersebut, lebih efektif daripada buang-buang duit untuk kegiatan-kegiatan sosialisasi.


Subsidi Silang

Dalam situasi seperti saat ini, Adib berharap Pertamina bisa lebih bijak. Sedangkan kepada rekan-rekannya di bisnis migas, Adib menyarankan, kalau ada peluang sebaiknya mengambil bisnis lain yang tidak pada core-nya. Misalnya SPBU, sekalian menjadi agen oli, dan banyak lagi yang bisa di-create, seperti penyewaan untuk ATM, toilet, dan sebagainya, Dengan subsidi silang, biasanya bertahan.














1 komentar:

  1. Merit Casino no deposit bonus codes 2021 - Deccasino
    Merit 인카지노 Casino no deposit bonus codes 2021! Find everything you หารายได้เสริม need to know about free spins no deposit bonuses 메리트 카지노 for US players.

    BalasHapus