Sang Komandan Yang Kembali
Muda, berkapasitas dan penuh antusias. Kehadiran kembali Eri Purnomohadi memimpin Hiswana Migas, diharapkan akan menebarkan gairah baru di kalangan anggota, untuk bersama-sama memajukan organisasi.
Munculnya nama Ir. Eri Purnomohadi, MM sebagai kandidat Ketua Umum –menyaingi kandidat kuat M. Nur Adib, Ketua Umum incumbent- pada Musyawarah Nasional Hiswana Migas bulan Maret lalu, bisa dibilang cukup mengejutkan.
Meskipun keluarga besar Hiswana Migas tak asing dengan Nama Eri, tapi sosok Eri sempat ‘menghilang’ dari peredaran Hiswana Migas. Namun, semacam sosok yang hilang tapi dirindukan, maka, di luar dugaan banyak orang, Eri akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hiswana Migas 2010-2014. Sebagian pendukung Eri mengatakan alasan mereka memilih Eri karena Hiswana Migas membutuhkan sosok baru yang muda, yang bisa menghadirkan pembaharuan dan gairah baru.
Eri sendiri juga merasa tidak asing dengan Hiswana Migas. Ia pernah menjadi Ketua DPC Hiswana Migas Tasikmalaya dan Ketua Departemen Transportir dan Kontraktor Angkutan BBM ke SPBU DPP Hiswana Migas (1997-2001). Hingga kemudian, tahun 2001-2003, pria kelahiran Tasikmalaya Jawa Barat, 11 Agustus 1961 ini mengomandani organisasi yang kini beranggotakan sekitar 9000 pengusaha migas di Indonesia.
”Kepergian” Eri dari Hiswana Migas pun sebenarnya tidak jauh-jauh, karena ia dipercaya menjadi Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), 2003-2007. Nah, sesudah dari BPH Migas inilah, Eri sempat melesat keluar dari ’orbit’ nya. Ia mencoba bertualang di dunia politik dengan berkiprah di Partai Amanat nasional (PAN). Tapi, akhirnya Eri menganggap politik bukan dunianya, dan ia pun kembali ke ‘habitat’nya. “Saya berhenti pada moment dimana politik tidak berpihak pada saya. Saat itu, situasi tidak pas dan momentnya bukan untuk saya,” ujar alumni Fakultas Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta, dan Universitas Indonesia, Program Studi Management Internasional (Strata-2 Magister Management) ini.
Dunia migas memang telah menjadi bagian hidupnya. Selain sebagai penerus generasi keluarga yang menggeluti usaha migas, Bapak tiga puteri ini (Rahmaliyah Mutiara Hadi,Rahmaqillah Ratna Hadi, Rizkya Ardani Hadiniswara) tak ragu memilih bidang energi. Ia terjun ke bisnis ini sejak lulus kuliah, dimulai sebagai Direktur Teknik PT. KARYA MUKTI UTAMA AGUNG Bandung dan sebagai pengusaha SPBU (1993-2002), serta pengusaha keagenan minyak tanah Pertamina (1996-2002). Terakhir ia menjabat Direktur Utama (setelah sebelumnya Direktur Operasi) PT. ASSA MAS BUANA MAKMUR yang bergerak di bidang pelayanan dan penyediaan dalam pendistribusian BBM (Premium dan Solar) dan Non BBM termasuk Elpiji Pertamina ke masyarakat. Pelaksanaan jasa angkutan pelumas Pertamina dari Lube Oil Blending Plan (LOBP), Tanjung Priok ke Gudang Nusantara di Plumpang.
Selain itu, Eri juga aktif di berbagai organisasi, seperti KADIN dan Masyarakat Energi Indonesia . Seminar dan lokakarya di bidang migas juga telah diikutinya, baik nasional maupun internasional.
Energi Baru
Menurutnya, energi dibutuhkan dalam kondisi apa pun, termasuk dalam kondisi perekonomian sedang menurun. ”Energi merupakan kebutuhan dasar manusia. Kita punya energi. Energi dibutuhkan untuk aktivitas dan kebutuhan sehari-hari, kegiatan bisnis, menggunakan energi, kendaraan, listrik, memasak, dan lain-lain, semuanya butuh energi,” tutur suami Dra Nelly Hidayani ini.
Dan energi baru ia dapatkan lagi ketika ia ’kembali’ ke Hiswana Migas. Energi itu bukan hanya dari keinginannya yang kuat untuk kembali berperan dalam membangun Hiswana Migas, tetapi juga dari para pengurus baru, yang menurutnya mau dan mampu bekerja. ”Pengurus mampu dan mau bekerja itu sudah modal tersendiri. Saya sangat bersyukur karena mereka langsung bekerja, tanpa menuntut dulu macam-macam,” ujarnya.
Energi dari keduabelah inilah yang membangkitkan gairah baru. Gairah untuk memberikan kegairahan kepada anggota organisasi, dengan memberikan peran. Kalau organisasi tidak ada peran, maka tak ada gairah.
Selain itu, Eri juga menekankan, sebelum menuntut Pertamina, Hiswana Migas harus terlebih dahulu membangun organsasi, membangun peran, dan mewujudkan peran itu. ”Hiswana Migas bukan komunitas yg hanya kongkow-kongkow, tapi wadah yang sudah jadi, sebuah potensi, tinggal kita hidupkan mesinnya,” ujar Eri bergairah.
Dan peran itu pun sudah mulai diwujudkan, antara lain melalui kegiatan Kampanye simpatik ”Aku Cinta BBM Non Subsidi”, Sosialisasi Penggunaan LPG yang benar dan aman, juga workshop di bidang transportir. Satu –satu, di berbagai bidang dibangun kembali. ”Kalau DPP tidur, ya DPD dan DPC juga tidur. Ayo kita sama-sama membangun, kita tingkatkan sama-sama,” ajak Eri kepada segenap warga Hiswana Migas.
Dan Eri, kandidat Doktor di Institut Pertanian Bogor (bidang Consumer behaviour) ini boleh merasa bungah, karena ajakan itu sudah mendapat sambutan hangat. Pertamina memberikan apresiasi, para Pengurus juga bergerak dalam kegairahan baru. Maka, Sang Komandan yang kembali ini pun berjanji untuk tidak menyia-nyiakan energi yang penuh potensi ini. Ia siap all out membangun Hiswana Migas, hingga menjadi organisasi yang solid dan disegani. (NI/Media Hiswana Migas 01/Juli 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar